Rabu, 13 Februari 2013

Sepenggal Cerita Malam

"How do I 
Get through one night without you 
If I had to live without you 
What kind of life would that be ?"

Lagu ini berkali-kali aku dengar hari ini, entah itu di kantor, dalam perjalanan pergi dan pulang, dan sampai sekarang aku menulis ini pun, lagu ini masih saja aku dengar, entah sengaja atau kebetulan saja semesta mensinkronisasikan dengan suasana hatiku saat ini, entah. Tapi aku akui semesta sedikit nakal kali ini, karena telah membiarkanku untuk melamunkan tentangmu lagi.

Malam ini gerimis jatuh disini, lagi-lagi semestakah ? jika memang demikian, sangat sempurna, sungguh! 

lagu ini dan kamu, iya kamu! kamu masih ingat satu malam saat dimana ada airmata, dan tertawa melebur bersama lantunan lagu ini. Kemudian kita harus menyerah pada subuh yang tidak berpihak pada kita. Mengharuskan kamu untuk berjalan ke kiri dan aku ke kanan, bukan lurus seperti apa yang kita mau. Kamu tahu sayang, saat itu aku benci subuh datang, aku marah, aku kesal, aku menderita,aku sakit, tapi aku tak punya kuasa, saat itu langit sedang memperlihatkan kuasanya yang tak terbatas, dia mampu membuat apa saja yang dia mau, membuat subuh menjadi cepat pada saat itu adalah kehendak langit, bukan aku dan juga bukan kamu.

Bahkan saat kita menjadi orang lain saat ini pun, semesta sedang bermain bersama kita, bersama hatimu dan juga hatiku. saat kamu harus memutuskan untuk menerima apa yang sudah menjadi ketetapan sebelum kamu bertemu aku pun itu sudah di tulis oleh semesta, aku tahu kau butuh restu bumi untuk membuatmu bahagia. 

mungkin kau masih sangsi dengan keberadaanku di dunia yang antah berantah yang memungkinkan restu bumi tidak sampai ditanganmu.

Sayang, tahukah saat itu aku punya mimpi sederhana yang belum pernah aku ceritakan padamu. Menunggumu pulang, membuatkan secangkir kopi, memijat kepalamu saat lelah sembari berbincang tentang dunia kita bersama adalah mimpi yang ingin aku rajut bersamamu. Tapi, ah! sudahlah, seharusnya aku tak menceritakan ini bukan ? 


Sayang, kau hanya perlu menghitung waktu yang berguguran dan hari yang berganti, secepat subuh yang pernah kita lewati bersama. Memulai dengan sebuah ketetapan dan pilihan barumu.

Aku tidak pernah menyesal mengenalmu, bersamamu, dan berbagi denganmu. Tuhan sungguh baik mempertemukan aku dan kamu di waktu yang seperti ini. Terimakasih, bersamamu aku banyak belajar, bahwa sayang dan cinta adalah sesuatu yang astral yang tanpa perlu wujud.

" Ya Rabb Alfatiha aku kirimkan malam ini untuknya, jangan pernah Engkau tinggalkan dia dalam keadaan apapun, sayang-Mu lebih besar dari rasa sayangku untuknya, dan Engkau pun mengetahui apa yang tidak kami ketahui."


"And tell me now 
How do I live without you 
I want to know 
How do I breathe without you 
If you ever go 
How do I ever, ever survive? 
How do I 
How do I 
O how do I live?."


Kasih Allah atasmu.






9 komentar: