Sabtu, 09 Maret 2013

Jejak Yang Tertinggal

Pagi masih belum sempurna betul saat aku menyibak tirai jendela di kamar. Matahari pun masih malu-malu menampakan sinarnya, awan jingga di timur makin mempercantik kota ini di pagi hari, lampu-lampu jalanan baru sebagian padam. Dan aku sudah terjaga dengan secangkir teh hangat dan laptop yang masih menyala dari semalam. Hari ini hari harusnya aku sudah bersiap untuk pulang, tapi sepertinya aku mengalami dejavu, keadaan seperti ini lagi. Dan ah entah.

Aku buka handphone yang aku acuhkan bunyinya daritadi, dan ternyata ada pesan dari seorang kawan.
"sudah mau pulang?'
"iya ini lagi prepare." jawabku
"sudah bilang ?"
"belum, mungkin nanti kalau sudah sampai." kataku
"ah payah, oke hati-hati.'
"yup, terimakasih."

Hai kawan tahukah kau aku punya satu rahasia yang tidak aku ceritakan padamu saat kita berbincang semalam, tanpa sepengetahuanmu aku sudah menyampaikan apa yang ingin aku sampaikan pada angin saat hembusan-nya menyentuh wajahku sepanjang perjalanan. Angin pasti sampaikan, dan kau tidak perlu khawatir dia pasti tahu karena dia cerdas. 

"aku pulang hari ini, jejak-ku sudah aku tebar disudut-sudut jalan kota, jika kau rindu aku, rasakan hembusan angin yang menyentuh kulitmu, karena udara hari itu sudah aku racuni dengan debu-debu rinduku"

Savoy Homann 27022013

*tulisan yang tercecer dan belum sempat di posting pada hari itu.

4 komentar:

  1. akhirnya dicari2 enggak mbak? :D

    BalasHapus
  2. nyanyi lagu "Angin by Radja" dlu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. angin sampaikan padanya bahwa aku cinta dia, gitu bukan liriknya??? :D :D

      Hapus